Monday 26 January 2009

Premi Asuransi Jasindo tahun 2008 sebesar Rp. 2,56 Triliun

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), atau yang lebih dikenal sebagai Asuransi Jasindo, berhasil membukukan kenaikan premi bruto sebesar 18,5%. Pada tahun 2007 Jasindo membukukan premi sebesar Rp. 2,16 triliun, sedangkan di tahun 2008 Jasindo berhadil membukukan premi sebesar Rp. 2,56 triliun. Kenaikan ini bersumber dari tiga pos perushaan tersebut yaitu korporasi, ritel dan syariah.

Direktur Utama Asuransi Jasindo Eko Budiwiyono mengutarakan pertumbuhan premi paling tinggi masih di pasar korporasi yang naik sebesar 20,6% menjadi Rp. 2,04 triliun, sedangkan untuk pasar ritel hanya sekitar Rp. 518 miliar atau tumbuh sebesar 10,5%.

"Saat ini, komposisi premi memang masih dominan di korporasi karena sejak awal perusahaan fokus di sana. Namun ke depan porsi ritel akan diperbesar agar menjadi lebih seimbang," demikian pernyataan Dirut yang juga terpilih sebagai salah satu CEO terbaik di Indonesia, saat jumpa pers di Kantor Pusat Asuransi Jasindo di Jakarta.

Eko menuturkan pihaknya juga mengalami peningkatan klaim asuransi menjadi Rp. 1,1 triliun dari 2007 sebesar Rp. 950 miliar. Kenaikan ini umumnya bersumber dari klaim akibat bencana alam dan kebakaran.inimalnya tumbuh sebesar 18% menjadi Rp. 106 miliar dari sebelumnya sebesar Rp. 90 miliar. Pertumbuhan ini menunjukkan kinerja baik yang dilakukan Manajemen Jasindo, utamanya dalam hal pengelolaan risiko.

Direktur Keuangan Jasindo Solihah mengatakan pengembangan investasi pada tahun lalu mencapai Rp850 miliar dengan komposisi terbesar masih pada deposito sekitar 45% dan sisanya dikembangkan dalam produk reksa dana, obligasi dan penyertaan langsung.

Hasil pengembangan investasi pada akhir 2008, ujarnya, mengalami penurunan menjadi Rp65 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp107 miliar karena pasar modal yang bergejolak.

"Tahun ini, perseroan masih akan memperbesar pengembangan investasi pada deposito menjadi sekitar 55% menyusul instrumen investasi yang masih sangat fluktuatif sehingga perlu lebih konservatif."

Pada kesempatan itu, Asuransi Jasindo secara resmi melakukan pemisahan unit syariahnya dengan membentuk Unit Usaha Takaful dalam rangka menggenjot pertumbuhan premi di pasar syariah pada tahun ini yang ditargetkan sebesar Rp50 miliar. Walaupun saat ini UUT masih dibentuk setara Biro di Kantor Pusat Jasindo, namun ke depannya diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi sebuah Divisi, atau menjadi sebuah SBU tersendiri.

Eko mengatakan selama ini perseroan menggarap pasar asuransi syariah melalui Takaful Jasindo yang masih terintegrasi dengan konvensional sehingga perlu dipisahkan untuk memaksimalkan kinerja bisnisnya.

"Kami melihat permintaan pasar asuransi syariah semakin besar sehingga perseroan perlu lebih fokus menggarapnya. Untuk itu, pada 10 November 2008 dibantuk Unit Usaha Takaful untuk memaksimalkan bisnis asuransi syariah khususnya di sektor ritel," ujarnya.

Eko mengutarakan pertumbuhan bisnis asuransi syariah sampai akhir 2008 mencapai Rp22,5 miliar dan sampai pada 2010 diproyeksikan bisa mencapai Rp100 miliar.

Dia menuturkan pihaknya telah menyuntikkan modal kerja untuk Takaful sebesar Rp. 9,66 miliar melebihi ketentuan modal minimal yang ditetapkan dalam PP No.39/2008 sebesar Rp. 5 miliar per akhir tahun 2008 lalu.

"Selama kurun waktu 4 tahun, Jasindo Takaful telah berkembang menjadi 33 kantor cabang dari sebelumnya sebanyak 19 kantor cabang, dengan pertumbuhan bisnis rata-rata 27,4% per tahun," ujar Eko.


Dikutip dari berbagai sumber: Press Release Asuransi Jasindo, Bisnis Indonesia, Kontan.

No comments:

Post a Comment